Penyakit malaria
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Masalah
Sebelum penulis memulai pembahasan lebih lanjut
mengenai penyakit malaria, ada baik nya saya memaparkan sedikit bahwa malaria
ialah penyakit berbahaya, penyakit yang telah merenggut jutaan bahkan mungkin
milyaran nyawa di dunia.
Penyakit ini sudah berumur ribuan tahun. Wabah malaria
ini di sebarkan oleh makhluk imut kecil yang sangat berbahaya. Kalian tentu
sudah tahu siapa sosok nyamuk itu. Dia hidup berdampingan dengan kita. Dia bisa
ada di mana saja, dirumah, sekolah, pasar, hotel, perkantoran, bahkan di hutan
ataupun gua juga ada. Hewan lemah inilah yang menyebarkan terror di seluruh
bagian dunia ini
Walaupun begitu tidak semua nyamuk bisa
menyebarkan/menularkan wabah malaria ini, nyamuk yang menularkan penyakit ini
ialah keluarga “anophles”. Merekalah tersangka dibalik pembunuhan jutaan jiwa
warga dunia.
Berbagai
kegiatan yang sudah dilakukan untuk mengurangi insiden malaria adalah :
- Mengindari atau mengurangi kontak/gigitan nyamuk anopheles (memakai kelambu, obat nyamuk dll).
- Membunuh nyamuk dewasa menggunakan berbagai insektisida dan fooging/pengasapan oleh pemerintah.
- Membunuh jentik/kegiatan anti larva, baik secara kimiawi dengan larvasida maupun biologik dengan ikan, tumbuhan, jamur dan bakteri.
- Mengurangi tempat perindukan (source reduction).
- Mengobati penderita malaria.
- Pemberian pengobatan untuk pencegahan (profilaksis).
- Vaksinasi (masih dalam tahap riset dan clinical trial).
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan masalah diatas, maka ada
beberapa pertanyaan terkait Malaria, yaitu:
1. Bagaimana Penyebab Malaria?
2. Bagaimana Siklus Plasmodium Dalam
tubuh Manusia?
3. Ada Berapa Jenis Malaria?
4. Bagaimana Pengobatan dan pencegahan
malaria?
C.
Dugaan
Sementara
Adapun
sebagian kecil kejadian penyebaran wabah ini yang pernah terjadi di indonesia
yaitu di pulau sabu dan pulau semau pulau ini menjadi saksi kembali
mengganasnya penyakit ini. Tercatat, tidak kurang dari 1.730 orang sabu (Pos Kupang 06/05) dan 556 orang semau (Pos Kupang 05/05) positif malaria. Dari jumlah ini
sedikitnya delapan bocah di desa uitiuana, kecamatan semau, akhirnya
menyerahkan nyawanya direnggut keganasan penyakit itu.
Dalam buku the
World Malaria Report 2005, badan kesehatan dunia (WHO), menggambarkan
walaupun berbagai upaya telah dilakukan, hingga tahun 2005 malaria masih
menjadi masalah kesehatan utama di 107 negara di dunia. Penyakit ini menyerang
sedikitnya 350-500 juta orang setiap tahunnya dan bertanggung jawab terhadap
kematian sekitar 1 juta orang setiap tahunnya. Diperkirakan masih sekitar 3,2
miliar orang hidup di daerah endemis malaria
Itulah
sebagian kecil dari keganasan penyakit terkenal “malaria” ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Malaria.
Istilah malaria ini diperkenalkan oleh dr. Francisco
torti pada abad ke-17. Dalam perkataan itali malaria bermaksud udara kotor.
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh protozoa yang disebut plasmodium,
yang dalam salah satu tahap perkembang biakannya akan memasuki dan
menghancurkan sel-sel darah merah. Plasmodium yang menyebarkan penyakit malaria
berasal dari spesies plasmodium falciparum dan plasmodium vivax, plasmodium
ovale, plasmodium malariae, dan plasmodium knowlesi.
Vektor yang berperan dalam penularan penyakit ini
adalah nyamuk anopheles, terutamanya anopheles sundaicus diasia dan anopheles
gambiae di afrika.
Jenis
malaria yang paling ringan adalah malaria tertiana yang disebabkan oleh
plasmodium vivax, dengan gejala demam yang dapat terjadi setiap dua hari sekali
setelah gejala pertama terjadi (dapat terjadi selama 2 minggu setelah infeksi).
Demam rimba (jungle fever), malaria aestivo-autumnal atau disebut juga malaria
tropika, disebabkan oleh plasmodium falciparum merupakan penyebab sebagian
besar kematian akibat malaria. Organisme bentuk ini sering menghalangi jalan
darah ke otak, menyebabkan koma,mengigau serta kematian.
Malaria kuartana yang disebabkan oleh plasmodium
malariae, memiliki masa inkubasi lebih lama dari pada penyakit malaria tertiana
atau tropika; gejala pertama biasanya tidak terjadi antara 18-40 hari setelah
infeksi terjadi. Gejala tersebut kemudian akan terulang kembali setiap 3 hari
dan ini merupakan jenis malaria yang paling jarang ditemukan, disebabkan oleh
plasmodium ovale dan mirip dengan malaria teriana. Pada masa inkubasi malaria,
protozoa tumbuh di dalam sel hati; beberapa hari sebelum gejala pertama
terjadi, kemudian organisme tersebut menyerang dan menghancurkan sel darah
merah dan menyebabkan demam pada penderita.
B. Jenis
Plasmodium
Ada4 jenis
plasmodium yang dapat menyebabkan penyakit malaria, yaitu:
1. Plasmodium
vivax, menyebabkan malaria vivax yang disebut pula sebagai malaria tertiana.
2. Plasmodium
falciparum, menyebabkan malaria falciparum yang dapat pula disebut sebagai
malaria tersiana.
3. Plasmodium
malariae, menyebabkan malaria malariaeatau malaria kuartana karena serangan
demam berulang pada tiap hari keempat.
4. Plasmodium
ovale, menyebabkan malaria ovale dengan gejala mirip malari vivax. Malaria ini
merupakan jenis ringan dan dapat sembuh sendiri
C. Proses
Kehidupan Plasmodium
Sebagaimana makhluk hidup lainnya, plasmodium juga
melakukan proses kehidupan yang meliputi:
1. Pertama, metabolisme (pertukaran zat).
Untuk proses hidupnya, plasmodium mengambil oksigen dan zat makanan dari
hemoglobin sel darah merah. Dari proses metabolisme meninggalkan sisa berupa
pigmen yang terdapat dalam sitoplasma. Keberadaan pigmen ini bisa dijadikan
salah satu indikator dalam identifikasi.
2. Kedua, pertumbuhan. Yang dimaksud dengan
pertumbuhan ini adalah perubahan morfologi yang meliputi perubahan bentuk,
ukuran, warna, dan sifat dari bagian-bagian sel. Perubahan ini mengakibatkan
sifat morfologi dari suatu stadium parasit pada berbagai spesies, menjadi
bervariasi.setiap proses membutuhkan waktu, sehingga morfologi stadium parasit
yang ada pada sediaan darah dipengaruhi waktu dilakukan pengambilan darah. Ini
berkaitan dengan jam siklus perkembangan stadium parasit. Akibatnya tidak ada
gambar morfologi parasit yang sama pada lapang pandang atau sediaan darah yang
berbeda.
3. Ketiga, pergerakan. Plasmodium bergerak
dengan cara menyebarkan sitoplasmanya yang berbentuk kaki-kaki palsu
(pseudopodia). Pada plasmodium vivax, penyebaran sitoplasma ini lebih jelas
terlihat yang berupa kepingan-kepingan sitoplasma. Bentuk penyebaran ini
dikenal sebagai bentuk sitoplasma amuboit (tanpa bentuk).
4. Keempat, berkembang biak. Berkembang biak
artinya berubah dari satu atau sepasang sel menjadi beberapa sel baru.Ada dua
macam perkembangbiakan sel pada plasmodium, yaitu:
1. Pembiakan seksual.
Pembiakan
ini terjadi di dalam tubuh nyamuk melalui proses sporogoni. Bila mikrogametosit
(sel jantan) dan makrogametosit (sel betina) terhisap vektor bersama darah
penderita, maka proses perkawinan antara kedua sel kelamin itu akan terjadi.
Dari proses ini akan terbentuk zigot yang kemudian akan berubah menjadi ookinet
dan selanjutnya menjadi ookista. Terakhir ookista pecah dan membentuk sporozoit
yang tinggal dalam kelenjar ludah vektor.
Perubahan
dari mikrogametosit dan makrogametosit sampai menjadi sporozoit di dalam
kelenjar ludah vektor disebut masa tunas ekstrinsik atau siklus sporogoni.
Jumlah sporokista pada setiap ookista dan lamanya siklus sporogoni, pada
masing-masing spesies plasmodium adalah berbeda, yaitu: plasmodium vivax:
jumlah sporozoit dalam ookista adalah 30-40 butir dan siklus sporogoni selama
8-9 hari. Plasmodium falsiparum: jumlah sporozoit dalam ookista adalah 10-12
butir dan siklus sporogoni selama 10 hari. Plasmodium malariae: jumlah
sporozoit dalam ookista adalah 6-8 butir dan siklus sporogoni selama 26-28
hari.
2. Pembiakan aseksual.
Pembiakan
ini terjadi di dalam tubuh manusia melalui proses sizogoni yang terjadi melalui
proses pembelahan sel secara ganda. Inti troposoit dewasa membelah menjadi 2,
4, 8, dan seterusnya sampai batas tertentu tergantung pada spesies plasmodium.
Bila pembelahan inti telah selesai, sitoplasma sel induk dibagi-bagi kepada
setiap inti dan terjadilah sel baru yang disebut merozoit.
5. Kelima, reaksi terhadap rangsangan.
Plasmodium memberikan reaksi terhadap rangsangan yang datang dari luar, ini
sebagai upaya plasmodium untuk mempertahankan diri seandainya rangsangan itu
berupa ancaman terhadap dirinya. Misalnya, plasmodium bisa membentuk sistem
kekebalan (resistensi) terhadap obat anti malaria yang digunakan penderita.
Dengan
adanya proses-proses pertumbuhan dan pembiakan aseksual di dalam sel darah
merah manusia, maka dikenal ada tiga tingkatan (stadium) plasmodium yaitu:
a. Stadium tropozoit,
plasmodium ada dalam proses pertumbuhan.
b. Stadium sizon,
plasmodium ada dalam proses pembiakan.
c. Stadium gametosit,
plasmodium ada dalam proses pembentukan sel kelamin.
Oleh karena dalam setiap stadium terjadi proses, maka
dampaknya bagi morfologi parasit juga akan mengalami perubahan. Dengan
demikian, dalam stadium-stadium itu sendiri terdapat tingkatan umur yaitu:
tropozoit muda, tropozoit setengah dewasa, dan tropozoit dewasa. Sizon muda,
sizon tua, dan sizon matang. Gametosit muda, gametosit tua, dan gametosit
matang.
Untuk sizon berproses berawal dari sizon dewasa pecah
menjadi merozoit-merozoit dan bertebaran dalam plasma darah. Merozoit kemudian
menginvasi sel darah merah yang kemudian tumbuh menjadi troposoit muda
berbentuk cincin atau ring form. Ring form tumbuh menjadi troposoit setengah
dewasa, lalu menjadi troposoit dewasa. Selanjutnya berubah menjadi sizon muda
dan sizon dewasa. Pada saat menjadi merozoit-merozoit, sizon dewasa mengalami
sporulasi yaitu pecah menjadi merozoit-merozoit baru.
Di sini dapat dikatakan, proses dari sizon dewasa
untuk kembali ke sizon lagi, disebut satu siklus. Lamanya siklus ini dan
banyaknya merozoit dari satu sizon dewasa, tidak sama untuk tiap spesies
plasmodium. Pada plasmodium falsiparum: jumlah merozoit di dalam satu sel sizon
dewasa sebanyak 32 dan lama siklusnya 24 jam. Artinya reproduksi tinggi dan
cepat sehingga kepadatan troposoit pada darah sangat tinggi.
Plasmodium vivax: jumlah merozoit di dalam satu sel
sizon dewasa sebanyak 16 dan lama siklusnya 48 jam. Artinya reproduksi rendah
dan lebih lambat, sehingga kepadatan troposoit pada darah sering rendah.
Plasmodium malariae: jumlah merozoit di dalam satu sel sizon dewasa sebanyak
delapan dan lama siklusnya 72 jam. Artinya reproduksi lebih rendah dan lebih
lambat. Ini mungkin yang menjadi penyebab jarangnya spesies ini ditemukan.
Akhirnya, karena perbedaan proses perkembangan, maka
masa tunas atau pre paten atau masa inkubasi plasmodium di dalam tubuh manusia
(intrinsik) masing-masing spesies lamanya berbeda. Plasmodium falsiparum selama
9-14 hari, plasmodium vivax selama 12-17 hari, dan plasmodium malariae 18 hari.
D. Siklus
Hidup Plasmodium Pada Tubuh Manusia
Ketika nyamuk anopheles betina (yang mengandung
parasit malaria) menggigit manusia, akan keluar sporozoit dari kelenjar ludah
nyamuk masuk ke dalam darah dan jaringan hati. Dalam siklus hidupnya parasit
malaria membentuk stadium sizon jaringan dalam sel hati (stadium
ekso-eritrositer). Setelah sel hati pecah, akan keluar merozoit/kriptozoit yang
masuk ke eritrosit membentuk stadium sizon dalam eritrosit (stadium
eritrositer). Disitu mulai bentuk troposit muda sampai sizon tua/matang
sehingga eritrosit pecah dan keluar merozoit.
Sebagian besar merozoit masuk kemabli ke eritrosit dan
sebagian kecil membentuk gametosit jantan dan betina yang siap untuk diisap
oleh nyamuk malaria betina dan melanjutkan siklus hidupnya di tubuh nyamuk
(stadium sporogoni).
Didalam lambung nyamuk, terjadi perkawinan antara sel
gamet jantan (mikro gamet) dan sel gamet betina (makro gamet) yang disebut
zigot. Zigot berubah menjadi ookinet, kemudian masuk ke dinding lambung nyamuk
berubah menjadi ookista. Setelah ookista matang kemudian pecah, keluar
sporozoit yang berpindah ke kelenjar liur nyamuk dan siap untuk ditularkan ke
manusia.
Khusus plasmodium vivax dan plasmodium ovale pada
siklus parasitnya di jaringan hati (sizon jaringan) sebagian parasit yang
berada dalam sel hati tidak melanjutkan siklusnya ke sel eritrosit, akan tetapi
tertanam di jaringan hati –disebut hipnosit-. Bentuk hipnosit inilah yang
menyebabkan malaria relapse. Pada penderita yang mengandung hipnosoit, apabila
suatu saat dalam keadaan daya tahan tubuh menurun misalnya akibat terlalu
lelah, sibuk, stress atau perubahan iklim (musim hujan), hipnosoit dalam
tubuhnya akan terangsang untuk melanjutkan siklus parasit dari sel hati ke
eritrosit. Setelah eritrosit yang berparasit pecah akan timbul kembali gejala
penyakit. Misalnya 1 – 2 tahun sebelumnya pernah menderita plasmodium
vivax/ovale dan sembuh setelah diobati, bila kemudia mengalami kelelahan atau
stress, gejala malaria akan muncul kembali sekalipun yang bersangkutan tidak
digigit oleh nyamuk anopheles. Bila dilakukan pemeriksaan, akan didapati sd
positif plasmodium vivax/ plasmodium ovale.
Pada plasmodium falciparum serangan dapat meluas ke
berbagai organ tubuh lain dan menimbulkan kerusakan seperti di otak, ginjal,
paru, hati dan jantung, yang mengakibatkan terjadinya malaria berat atau
komplikasi. Plasmodium falciparum dalam jaringan yang mengandung parasit tua –
bila jaringan tersebut berada di dalam otak- peristiwa ini disebut sekustrasi.
Pada penderita malaria berat, sering tidak ditemukan plasmodium dalam darah tepi
karena telah mengalami sekuestrasi. Meskipun angka kematian malaria serebral
mencapai 20-50% hampir semua penderita yang tertolong tidak menunjukkan gejala
sisa neurologis (sekuele) pada orang dewasa. Malaria pada anak kecil dapat
terjadi sekuel.
E. Jenis
Malaria
Penyakit ini memiliki empat jenis dan disebabkan oleh
spesies parasit yang berbeda. Jenis malaria itu adalah:
1. malaria
tertiana (paling ringan), yang disebabkan plasmodium vivax dengan gejala demam
dapat terjadi setiap dua hari sekali setelah gejala pertama terjadi (dapat
terjadi selama dua minggu setelah infeksi).
2. demam rimba
(jungle fever), malaria aestivo-autumnal atau disebut juga malaria tropika,
disebabkan plasmodium falciparum merupakan penyebab sebagian besar kematian
akibat malaria. Organisme bentuk ini sering menghalangi jalan darah ke otak,
menyebabkan koma, mengigau dan kematian.
3. malaria
kuartana yang disebabkan plasmodium malariae, memiliki masa inkubasi lebih lama
daripada penyakit malaria tertiana atau tropika; gejala pertama biasanya tidak
terjadi antara 18 sampai 40 hari setelah infeksi terjadi. Gejala itu kemudian
akan terulang lagi tiap tiga hari.
4. malaria
pernisiosa, disebabkan oleh plasmodium vivax, gejala dapat timbul sangat
mendadak, mirip stroke, koma disertai gejala malaria yang berat.
F. Gejala
malaria
Gejala
serangan malaria pada penderita yaitu:
a. Gejala klasik, biasanya ditemukan
pada penderita yang berasal dari daerah non endemis malaria atau yang belum
mempunyai kekebalan (immunitas); atau yang pertama kali menderita malaria.
Gejala ini merupakan suatu parokisme, yang terdiri dari tiga stadium berurutan:
- Menggigil
(selama 15-60 menit
- Demam
(selama 2-6 jam), timbul setelah penderita mengigil, demam dengan suhu badan
sekitar 37,5-40 derajad celcius, pada penderita hiper parasitemia (lebih dari 5
persen) suhu meningkat sampai lebih dari 40 derajad celcius.
-
Berkeringat (selama 2-4 jam), timbul setelah demam, biasanya setelah
berkeringat, penderita merasa sehat kembali.
b. Gejala malaria dalam program
pemberantasan malaria:
- Demam
- Menggigil
-
Berkeringat
- Dapat
disertai dengan gejala lain: sakit kepala, mual dan muntah.
- Gejala
khas daerah setempat: diare pada balita (di timtim), nyeri otot atau
pegal-pegal pada orang dewasa (di papua), pucat dan menggigil-dingin pada orang
dewasa (di yogyakarta).
c. Gejala malaria berat atau
komplikasi, yaitu gejala malaria klinis ringan diatas dengan disertai salah
satu gejala di bawah ini:
- Gangguan
kesadaran (lebih dari 30 menit)
- Kejang,
beberapa kali kejang
- Panas
tinggi diikuti gangguan kesadaran
- Mata
kuning dan tubuh kuning
- Perdarahan
di hidung, gusi atau saluran pencernaan
- Jumlah
kencing kurang (oliguri)
- Kelemahan
umum (tidak bisa duduk/berdiri)
- Nafas
sesak
d. Kadar darah putih, leukosit,
cenderung meningkat. Jika tidak segera diobati biasanya akan timbul jaundice
ringan (sakit kuning) serta pembesaran hati dan limpa.
e. Kadar gula darah rendah.
f. Jika sejumlah parasit menetap di
dalam darah kadang malaria bersifat menetap. Menyebabkan penurunan nafsu makan,
rasa pahit pada lidah, lemah, sertai demam.
Adapun
gejala gejala malaria berdasarkan jenis malaria antara lain:
a. Gejala
malaria vivax & ovale
Gejala yang
terlihat sangat samar; berupa demam ringan yang tidak menetap, keringat dingin,
dan berlangsung selama 1 minggu membentuk pola yang khas. Biasanya demam akan
terjadi antara 1 – 8 jam. Setelah demam reda, pengidap malaria ini merasa sehat
sampai gejala susulan kembali terjadi. Gejala jenis malaria ini cenderung
terjadi setiap 48 jam.
b. Gejala
malaria falciparum
Gejala awal
adalah demam tinggi, suhu tubuh naik secara bertahap kemudian tiba-tiba turun.
Serangan bisa berlangsung selama 20 – 36 jam, dan penderita mengalami sakit
kepala hebat. Setelah gejala utama mereda, pengidap akan merasa tidak nyaman.
c. Gejala
malaria malariae (kuartana)
Suatu
serangan seringkali dimulai secara samar-samar. Serangannya menyerupai malaria
vivax, dengan selang waktu setiap 72 jam.
G.
Pengobatan Malaria
Tujuan pengobatan malaria adalah menyembuhkan
penderita, mencegah kematian, mengurangi kesakitan, mencegah komplikasi dan
relaps, serta mengurangi kerugian sosial ekonomi (akibat malaria). Tentunya,
obat yang ideal adalah yang memenuhi syarat:
-Membunuh
semua stadium dan jenis parasit
-Menyembuhkan
infeksi akut, kronis dan relaps
-Toksisitas
dan efek samping sedikit
-Mudah cara
pemberiannya
-Harga murah
dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat
Sayangnya,
dalam pengobatan didapatkan hambatan operasional dan teknis.
Hambatan
operasioanal itu adalah:
- Produksi
obat, penggunaan obat-obatan dengan kualitas kurang baik, bahkan obat palsu.
- Distribusi
obat tidak sesuai dengan kebutuhan atas indikasi kasus di puskesmas.
- Kualitas tenaga kesehatan, pemberian obat tidak sesuai dengan dosis trandar yang telah ditetapkan.
- Kualitas tenaga kesehatan, pemberian obat tidak sesuai dengan dosis trandar yang telah ditetapkan.
- Kesadaran
penderita, penderita tidak minum obat sesuai dengan dosis yang dianjurkan
(misal, klorokuin untuk tiga hari, hanya diminum satu hari saja)
sementara itu, hambatan teknisnya adalah gagal obat atau resistensi terhadap obat.
sementara itu, hambatan teknisnya adalah gagal obat atau resistensi terhadap obat.
Obat yang
ideal yaitu:
- Membunuh
semua stadium dan jenis parasit
-
Menyembuhkan infeksi akut, kronis dan relaps
- Toksisitas
dan efek samping sedikit
- Mudah cara
pemberiannya
- Harga
murah dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat
Sedangkan
hambatan operasional dalam pengobatan adalah:
- Produksi
obat, penggunaan obat-obatan dengan kualitas kurang baik, bahkan obat palsu.
- Distribusi obat tidak sesuai dengan kebutuhan atas indikasi kasus di puskesmas.
- Kualitas tenaga kesehatan, pemberian obat tidak sesuai dengan dosis trandar yang telah ditetapkan.
- Distribusi obat tidak sesuai dengan kebutuhan atas indikasi kasus di puskesmas.
- Kualitas tenaga kesehatan, pemberian obat tidak sesuai dengan dosis trandar yang telah ditetapkan.
- Kesadaran
penderita, penderita tidak minum obat sesuai dengan dosis yang dianjurkan
(misal klorokuin untuk 3 hari, hanya diminum 1 hari saja).
Adabeberapa
jenis obat yang dikenal umum yang dapat digunakan dalam pengobatan penyakit
malaria, antara lain:
1. Klorokuin
2. Primakuin
3. Kina
4.
Sulfadoksin pirimetamin (sp)
5. Sambiloto
6. Pulai
7. Johar
8. Bratawali
9. Vaksin
H.
Pencegahan Malaria
Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal merupakan
salah satu langkah yang penting untuk mencegah gigitan nyamuk yang aktif di
malam hari ini. Keberhasilan langkah ini sangat ditentukan oleh kesadaran
masyarakat setempat. Pencegahan tanpa obat, yaitu dengan menghindari gigitan
nyamuk dapat dilakukan dengan cara :
1.
Menggunakan kelambu (bed net) pada waktu tidur, lebih baik lagi dengan kelambu
berinsektisida.
2. Mengolesi
badan dengan obat anti gigitan nyamuk (repellent).
3.
Menggunakan pembasmi nyamuk, baik bakar, semprot maupun lainnya.
4. Memasang
kawat kasa pada jendela dan ventilasi.
5. Letak tempat
tinggal diusahakan jauh dari kandang ternak.
6. Mencegah
penderita malaria dan gigitan nyamuk agar infeksi tidak menyebar.
7.
Membersihkan tempat hinggap/istirahat nyamuk dan memberantas sarang nyamuk.
8. Hindari
keadaan rumah yang lembab, gelap, kotor dan pakaian yang bergantungan serta
genangan air.
9. Membunuh
jentik nyamuk dengan menyemprotkan obat anti larva (bubuk abate) pada genangan
air atau menebarkan ikan atau hewan (cyclops) pemakan jentik.
10.
Melestarikan hutan bakau agar nyamuk tidak berkembang biak di rawa payau
sepanjang pantai.
KESIMPULAN
Malaria adalah penyakit mematikan yang disebarkan
melalui perantara nyamuk anopheles.
Malaria
ialah penyakit yang disebabkan oleh plasmodium.
Plasmodium
ialah parasit yang bersel tunggal yang terdiri atas 4 jenis plasmodium yaitu :
a.
Plasmadium vivax : yang menyebabkan malaria tertiana benigna.
b.
Plasmadium ovale : yang menyebabkan malaria tertiana benigna
c.
Plasmadium malariae : yang menyebabkan malaria quartana
d.Plasmadium
falciparum: yang menyebabkan malaria tertiana maligna yang berat, Progresif dan
biasanya fatal.
Penyakit ini
dapat diobati dengan menggunakan tanaman obat seperti, Klorokuin, Primakuin,
Kina, Sulfadoksin pirimetamin (sp), Sambiloto, Pulai, Johar, Bratawali, Vaksin.
Agar kita
terhindar dari penyakit malaria, hendaknya kita melakukan tindakan pencegahan
dari gigitan nyamuk anopheles. Pencegahannya bisa dengan menggunakan obat dan
ada juga yang tanpa obat. Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal
merupakan salah satu langkah yang penting untuk mencegah gigitan nyamuk yang
aktif di malam hari ini. Keberhasilan langkah ini sangat ditentukan oleh
kesadaran masyarakat setempat.
DAFTAR PUSTAKA
Arlan Prabowo. Malaria: Mencegah dan Mengatasi, Penerbit Niaga Swadaya
Faisal Yatim, DTM&H, MPH. Macam-macam
Penyakit Menular: Yayasan OborIndonesia
Faisal Yatim, DTM&H, MPH. Macam-macam
Penyakit Menular dan Cara Pencegahannya: Yayasan OborIndonesia
id.wikipedia.org/wiki/malaria
www.litbang.depkes.go.id/~djunaedi/data/emil.pdf
www.penyakitmenular.info
www.wartamedika.com/2006/09/pencegahan-malaria.html
www.geocities.com/mitra_sejati_2000/malaria.html
www.litbang.depkes.go.id/~djunaedi/data/emil.pdf
www.penyakitmenular.info
www.wartamedika.com/2006/09/pencegahan-malaria.html
www.geocities.com/mitra_sejati_2000/malaria.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar