Daftar Blog Saya

Selasa, 31 Januari 2012

PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS ANAK USIA0-2 TAHUN MAKALAH

PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS
ANAK USIA0-2 TAHUN
MAKALAH

Di susun untuk memenuhi mata kuliah
“Kemampuan Kognitif dan Kreativitas Anak Usia Dini”
Yang dibina oleh Ibu Lilik Bintartik, M.Pd
Binti Sulistyorini
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
KEPENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN PRASEKOLAH
PRODI S1 PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI
Sepsember 2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tugas mata kuliah Kemampuan Kognitif dan Kreativitas Anak AUD yang berjudul “perkembangan kognitif dan kreativitas Anak usia 0-2 tahun” dengan baik.
Penulis menyadari sepenuhnya atas segala kekurangan pada makalah ini dan penulis dengan senang hati dan akan menerima saran serta kritik demi kesempurnaan makalah ini. Atas segala saran dan bantuan, penulis sampaikan terima kasih.
Blitar, Januari 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………………………………….……. i
Kata Pengantar…………………………………………………………………… ii
Daftar Isi…………………………………………………………………………. Iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………………1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………….1
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian kognitif dan krativitas anak usia 0-2 th………………………..3
B. Perkembangan kognitif dan krativitas anak usia 0-2 th……………………5
C. Upaya-upaya mengoptimalkan Perkembangan kognitif dan krativitas anak usia 0-2
th…………………………………………………………………10
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan…………………………………………………………………………………….13
B.    Saran………………………………………………………………………………..13



DAFTAR RUJUKAN


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Perkembangan kreativitas sangat erat kaitannya dengan perkembangan kognitif individu karena kreativitas sesungguhnya merupakan perwujudan dari pekerjaan otak. Secara sederhana, kemampuan kognitif dapat dipahami sebagai kemampuan anak untuk berfikir lebih kompleks serta kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan masalah dengan perkembangannya kemampuan kognitif ini akan memudahkan anak menguasai kemampuan umumyang lebih luas, sehingga anak mampu menjalankan fungsinya dengan wajar dalam interaksinya dengan masyarakat dan lingkungan sehari-hari.
Perkembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri kemampuan baru yang berlangsung dari tahap aktivitas yang sederhana ketahap yang lebih tinggi. Perkembangan itu bergerak secara berangsur-angsur tapi pasti, melalui suatu tahap ke tahap berikutnya, yang kian hari kian bertambah maju, mulai dari masa pembuahan dan berakhir dengan kematian.
Dari beberapa pengertian dapat di pahami bahwa kognitif atau pemikiran adalah istilah yang digunakan oleh ahli psikologi untuk menjelaskan semua aktivitas mental yang berhubungan dengan presepsi,pikiran,ingatan dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan atau memperhatikan,
mengamati,membayangkan,memperkirakan, menilai, dan memikirkan lingkungannya.
B.    Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, masalah-masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian kognitif dan kreativitas anak usia 0-2 th?
2. Bagaimana perkembangan kognitif dan kreativitas anak usia 0-2 th?
3. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan orang tua untuk mengoptimalkan kognitif dan kreativitas anak usia 0-2 th?
C.    Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka makalah ini bertujuan untuk :
1. Menjelaskan pengertian dari kognitif dan kreativitas anak usia 0-2 th?
2. Menjelaskan perkembangan kognitif dan kreativitas anak usia 0-2 th?
3. Memaparkan upaya-upaya apa saja yang harusnya dilakukan orang tua untuk
mengoptimalkan kognitif dan kreativitas anak usia 0-2 th?
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Kreativitas Dan Kognitif Anak Usia 0-2 Tahun
Kreativitas didefinisikan secara berbeda-beda oleh para pakar berdasarkan sudut pandang masing-masing. Barron (1982: 253) mendefinisikan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Guilford (1970: 236) menyatakan bahwa kreativitas mengacu pada kemampuan yang menandai cirri-ciri seorang kreatif. Guilford mengemukakan dua cara berpikir, yaitu cara berpikir konvergen dan divergen. Cara berpikir konvergen adalah cara-cara individu dalam memikirkan sesuatu dengan pandangan bahwa hanya ada satu jawaban yang benar. Sedangkan cara berpikir divergen adalah kemampuan individu untuk mencari berbagai alternative jawaban terhadap suatu persoalan.
Utami Munandar (1992: 47) mendefinisikan kreativitas sebagai berikut. “Kreativitas adalah kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas dalam berpikir serta kemampuan untuk mengolaborasi suatu gagasan.” Utami Munandar (1992: 51) menekankan bahwa kreativitas sebagai keseluruhan kepribadian merupakan hasil interaksi dengan lingkungannya.
Rogers (Utami Munandar, 1992: 51) mendefinisikan kreativitas sebagai proses munculnya hasil-hasil baru ke dalam tindakan. Hasil-hasil baru itu muncul dari sifat-sifat individu yang unik yang berinteraksi dengan individu lain, pengalaman, maupun keadaan hidupnya. Demikian juga Drevdahl (Hurlock, 1978: 325) mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan untuk memproduksi komposisi dan gagasan-gagasan baru yang dapat berwujud kreativitas imajenatif atau sintesis yang mingkin melibatkan pembentukan pola-pola baru dan kombinasi dari pengalaman masa lalu yang dihubungkan dengan yang sudah ada pada situasi sekarang.
Berdasarkan berbagai definisi kreativitas itu, Rodhes (Torrance, 1981)
mengelompokkan definisi-definisa kreativitas ke dalam empat kategori, yaitu product, person, procces, dan press.
Product menekankan kreativitas dari hasil karya kreatif, baik yang sama sekali baru maupun kombinasi karya-karya lama yang menghasilkan sesuatu yang baru. Person memandang kreativitas dari segi ciri-ciri individu yang menandai kepribadian orang kreatif atau yang berhubungan dengan kreativitas. Procces menekankan bagaimana proses kreatif itu berlangsung sejak dari mulai tumbuh sampai dengan berwujudnya perilaku kreatif. Adapun press menekankan pada pentingnya faktor-faktor yang mendukung timbulnya kreativitas pada individu.
Jadi, yang dimaksud dengan kreativitas adalah cirri-ciri khas yang dimiliki oleh individu yang menandai adanya kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang sama sekali baru atau kombinasi dari karya-karya yang telah ada sebelumnya, menjadi sesuatu karya baru yang dilakukan melalui interaksi dengan lingkungannya untuk menghadapi permasalahan, dan mencari alternatif pemecahannya melalui cara-cara berpikir divergen.
Sedangkan Kognitif merupakan salah satu aspek terpenting dari perkembangan peserta didik yang berkaitan dengan pengetahuan perkembangan kognitif yaitu pengetahuan bagaiman individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. Kognisi adalah istilah umum yang mencakup mode pemahaman imajinasi penilaian dan penalaran. Kognisi sendiri dipertentangakan dengan konasi (kemauan) dan afeksi (perasaan). Perkembangan kognitif menurut piaget dianataranya adalah yang pertama pembelajarana yang aktif, merasa ingin tahu dan berusaha mencari informasi untuk dipahami. Yang kedua anak belajar dari pengalaman dan dari apayang dia telah
lakukan . yang ketiga anak menyesuaikan diri dengan lingkungannya melalui proses
asimilasi dan akomiodasi. Yang keeempat proses ekullibrasi menunjukan peningkatan ke bentuk prmikiran yang kompleks. Konsep ini di sebut keseimbangan maksutnya adalah seseorang mampu menggunakan asimilasi dan akomodasi secara seimbang.
B.    Perkembangan Kognitif Dan Kreativitas Anak Usia 0-2 Th
Kreativitas merupakan suatu konsep yang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, sudut pandang tersebut akan mempengaruhi arti kreativitas.
Beberapa definisi kreativitas dirumuskan berdasarkan sudut pandang yang ditetukan pada kepribadian sementara pandangan lain mendefinisikan kreativitas dari sudut
pandang yang berkaitan dengan produk yang dihasilkan. Selanjutnya beberapa
definisi lainnya lagi di dasarkan pada kontrol yang dilakukan manusia terhadap tekanan-tekanan yang dialaminya seperti tekanan terhadap akan terjadinya suatu kemunduran akan regresi.
1.    Kreativitas Sebagai Aspek Kepribadian.
Pandangan ini mendefinisikan kreativitas sebagai salah satu aspek kepribadian yang berkaitan dengan aktualisasi diri menurut pandangan tersebut setiap individu sejak dilahirkan telah memiliki potensi untuk menjadi kreatif.
Perkembangan potensi kreativitas ini sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi lingkungan di sekitar individu tersebut. Apabila lingkungan yang mengelilingi individu memberi kesempatan baginya untuk mewujudkan potensinya yang telah dimilkikinya sejak lahir maka potensi ini akan terwujud dalam berbagai kegiatan, misalnya, melukis, musik dan karya-karya lainnya.
2.    Kreativitas adalah Kemampuan Mental.
Tokoh teori Psikometrik seperti J.P. Gulford dan E.Paul Torrance menekankan kemampuan mental dalam mengolah informasi yang menjadi dasar bagi terjadinya proses kreatif. Cara kerja kedua ahli tersebut mengikuti cara kerja yang dipakai dalam pendekatan psikometrik yaitu penentuan kekreatifan seseorang atau ketidak kreatifan seseorang berdasar hasil tes kreativitas yang dijalaninya.
3.    Kreativitas Sebagai Hasil Proses Kerja Belahan Otak.
Teori belahan otak (Theory of Hemispheric Specialization) merupakan teori yang berangkat dari hasil kajian tentang fungsi-fungsi belahan otak (Hemisfer), baik belahan otak bagian kiri maupun belahan otak sebelah kanan, yang berfungsi secara khusus dalam memproses informasi-informasi yang diterima oleh otak tersebut (Mc Collum and Glynn, 1979). Belahan otak bagian kiri berfungsi untuk memproses informasi-informasi yang berkaitan dengan verbal dan menghendaki proses berpikir secara analitis, abstrak, logis dan operasi (kegiatan/ prosedur) yang mengandung urutan serta mengatur kegiatan tubuh dibagian kanan. Belahan otak bagian kanan berfungsi memproses informasi-informasi yang bersifat nonverbal dan menghendaki penggunaan proses berpikir secara holistik, intuitif, dan imajinatif serta mengontrol kegiatan tubuh bagian kiri. Hasil kerja belahan bagian kanan diantaranya adalah kemampuan untuk menciptakan hal-hal yang baru misalnya musik dengan warna baru atau karya tulis dengan aliran baru.
Pada hakekatnya kedua belahan otak ini dalam memproses informai-informasi yang diterima oleh otak saling bekerjasama karena kedua belahan otak ini berhubungan melalui syaraf-syaraf yang terdapat dalam corpuss callosum. Perbedaan fungsi otak sebelah kiri dan kanan adalah cara-cara yang digunakan dalam mengolah dan menyelesaikan tugas-tugas yang harusdilakukan oleh kedua fungsi otak tersebut.
Bertitik tolak dari fungsi khusus dari belahan otak tersebut maka seseorang yang kreatif menggunakan kegiatan otak dibagian kanan secara lebih dominan dari belahan otak bagian kiri. Sebaliknya individu yang berpikir secara logis dan rasional menggunakan fungsi otak bagian kiri secara lebih dominan apabila dibandingkan dengan belahan otak bagian kanan.
Aspek-aspek yang mempengaruhi kreativitas antara lain:
1.    Kemampuan berpikir yang dapat mengembangkan kreativitas adalah kemampuan berpikir secara Divergen, yaitu kemampuan untuk memikirkan berbagai alternatif pemecahan suatu masalah.
2.    Aspek Intuisi dan Imajinasi yaitu, kreativitas yang berkaitan dengan aktivitas belahan otak kanan. Oleh sebab itu intuisi dan imajinasi merupakan aspek lain yang mempengaruhi munculnya kreativitas.
3.    Aspek Penginderaan adalah kreativitas yang dipengaruhi oleh aspek kemampuan melakukan penginderaan yaitu kemampuan menggunakan panca indera secara peka. Kepekaan dalam penginderaan ini menyebabkan seseorang dapat menemukan sesuatu yang tidak dapat dilihat atau dipikirkan orang lain.
4.    Aspek Kecerdasan Emosi adalah aspek yang berkaitan dengan keuletan, kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi ketidakpastian dan berbagai masalah yang berkaitan dengan kreativitas.
Kreativitas adalah suatu proses yang terjadi dalam tiga tahap :
1.    Tahap pertama, yaitu persiapan yaitu pengumpulan informasi-informasi yang berkaitan dengan masalah yang sedang dipecahkan.
2.    Tahap kedua, yaitu penyelidikan dan temuan, yang terdiri dari 3 fase yaitu:
• Fase pematangan informasi-informasi yang telah terkumpul, kegiatan ini berkaitan dengan usaha memahami katerkaitan satu informasi dengan informasi lainnya dalam rangka pemecahan masalah.
• Fase iluminasi yaitu penemuan cara-cara yang perlu dilakukan untuk pemecahan masalah.
• Fase Verifikasi yaitu kegiatan yang berkaitan dengan usaha untuk mengevaluasi apakah langkah-langkah yang akan digunakan pemecahan masalah akan memberikan hasil yang sesuai.
3.    Tahap ketiga, yaitu pelibatan diri terhadap berbagai tantangan secara nyata yang mendorong munculnya kreativitas. Kreativitas ini diwujudkan kedalam bentuk karya nyata atau prakarsa.
Perkembangan Kognitif anak 0-2 th dilakukan dalam bentuk bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain.
1.    Teori Kognitif.
a.    Menurut Piaget, anak mengalami tahap perkembangan kognitif sampai akhirnya proses berpikir anak menyamai proses berpikir orang dewasa. Ini dalah proses yang terperinci mengenai perkembangan Intelektual anak. Bahwa saat bermain, seorang anak tidak belajar sesuatu yang baru, tetapi mereka mempraktekkan dan mengonsolidasi keterampilan yang baru diperoleh. Contoh: pada saat bermain peran yang dilakukan seorang anak bersama teman-temannya, terjadi beberapa informasi simbolik seperti pura-pura menggunakan batu sebagai telur. Dari permainan, anak tidak belajar keterampilan baru, tetapi dia belajar
mempraktekkan keterampilan yang telah dipelajari sebelumnya.
Perkembangan bermain juga berhubungan dengan perkembangan kecerdasan seseorang. Seorang anak yang mempunyai taraf kecerdasan dibawah rata-rata, kegiatan bermainnya juga mengalami keterbelakangan dibandingkan anak lain seusianya.
b.    Vygotsky adalah seorang psikolog berkebangsaan Rusia yang meyakini bahwa bermain mempunyai peran langsung terhadap perkembangan kognitif seorang anak. Menurutnya, anak kecil tidak mampu berpikir abstrak karena bagi mereka anak tidak dapat berpikir tentang kuda tanpa melihat kuda yang sebenarnya, karena meaning (makna) dan objek berbaur menjadi satu. Jika anak–anak kemudian bisa bermain kuda-kudaan dengan menggunakan pelepah pisang, maka pelepah pisang sebagai pengganti ojek kuda dapat memisahkan makna pelepah pisang sebagai ”kuda” dan objek kuda yang sesungguhnya.
c.    Bruner memberikan penekanan pada fungsi bermain sebagai saran untuk mengembangkan kreativitas dan fleksibilitas. Dalam bermain, yang lebih penting bagi anak adalah makna bermain dan bukan hasil akhirnya. Saat bermain, seorang anak tidak memikirkan sasaran yang akan dicapai sehingga dia mampu mencoba untuk memadukan berbagai perilaku baru. Dalam keadaan tertekan, tidak mungkin hal itu dilakukan. Sekali anak memcoba memadukan perilaku yang baru,dia akan menggunakan pengalaman tersebut untuk memecahkan masalah yang dijumpai dalam kehidupan sebenarnya.
d.    Smith percaya bahwa transformasi simbolik yang muncul dalam kegiatan dalam kegiatan bermain khayal, misalnya: pura-pura menggunakan batu sebagai telur, memudahkan transformasi simbolik kognisi anak sehingga dapat meningkatkan fleksibilitasmental mereka. Smith juga berteori bahwa bermain merupakan adptive variability, bahwa variabilitas bermain memegang faktor kunci dalam perkembangan manusia. Hasil penelitian dalam bidang neurologi menunjukkan bahwa potensi adaptif ini terbentuk dalam perkembangan otak manusia yang berlangsung pada usia dini dapat membantu aktualisasi potensi otak karena menyimpan lebih banyak veriabilitas yang secara potensial sudah ada di dalam otak.
e.    Menurut Singer, bermain memberikan suatu cara bagi anak untuk memajukan kecepatan masuknya perangsangan, baik dari dunia luar maupun dari dalam, yaitu aktivitas otak yang secara konstan memainkan kembali dan merekam pengalaman-pengalaman. Laju stimulasi dari luar dandari dalam semakin optimal, jika keadaan emosi menyenangkan dan itu diperoleh saat anak sedang bermain.
Bermain membuat anak tidak ’bengong’ karena terlalu banyak stimulasi atau bosan karena kurangnya stimulus.
Perkembangan bermain yang mencerminkan tingkat perkembangan kognitif anak pada AUD, pendapat ini dikemukakan oleh Jean Piaget. Sensory Motor Play (± 3-4 bulan hingga 1-2 tahun). Sebelum anak usia Dini berusia 3-4 bulan, gerakan atau kegiatan anak belum dapat dikategorikan sebagai bermain namun merupakan cikal bakal kegiatan bermain pada tahap perkembangan selanjutnya. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari kenikmatan yang diperolehny, dan hanya hal-hal yang sebelumnya pernah dilakukan.
Pada usia 3-4 bulan, kegiatan anak lebih terkoordinasi. Seorang anak akan belajar dari pengalamannyadan hal itu akan diulangnya berkali-kali karena menimbulkan rasa senang. Pada usia 7-11 bulan kegiatan anak bukan lagi berupa pengulangan, namun sudah disertai dengan variasi. Sedang pada usia 18 bulan anak memvariasikan tindakannya terhadap berbagai alat permainan.
C.    Upaya-upaya dilakukan untuk mengoptimalkan kognitif dan kreativitas anak usia 0-2 th
Anak usia 0-2 th cenderung masih banyak dirumah, jadi pembelajaran yang utama adalah bimbingan dari kedua orang tua. Pembelajaran ini dapat dilakukan dengan beberapa prinsip pendekatan diantaranya adalah prinsip Bermain Sambil Belajar dan Belajar Seraya Bermain.
Vitamin dan mineral untuk meningkatkan kecerdasan adversity pada anak, gizi merupakan salah satu aspek yang sangat dalam pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Pemenuhan gizi yang cukup pada anak di usia-usia awal (0-8 tahun) dapat mempengaruhi perkembangan mental, termasuk kecerdasan anak. Salah satu kecerdasan yang dapat dipengaruhi adalah kecerdasan adversity (adversity intelligence). Kecerdasan adversity merupakan sebuah bentuk kecerdasan yang memberikan ketahanan terhadap stres (daya resiliensi) tinggi, kemampuan merespon stres (coping mechanism) yang baik serta membangkitkan kemauan dan kemampuan untuk mencapai puncak prestasi.
Selain itu upaya meningkatkan perkembangan kognitif dan krativitas dengan cara mengantisipasinya sejak sebelum lahir, antara lain yaitu:
1.    Mendengarkan Musik, musik tidak cuma merupakan materi hiburan yang memanjakan telinga. Alunan suara yang berirama ini bisa dimanfaatkan untuk merangsang janin agar kelak menjadi anak cerdas dan kreatif. Cukup 30 menit sehari dengan jenis musik klasik (terutama karya Mozart).
2.    Peningkatan nutrisi waktu hamil, nutrisi Ibu merupakan sumber tunggal asupan nutrisi bagi janin, sehingga asupan gizi seimbang sangat penting bagi pertumbuhan prenatal.
3.    Menghindari obat-obatan, obat-obatan penyakit dan bahaya lingkungan teratogen merupakan istilah untuk penyebab terjadinya perkembangan abnormal prenatal.
4.    Memberi stimulasi atau upaya merangsang anak untuk memperkenalkan suatu pengetahuan ataupun keterampilan baru dapat meningkatan kecerdasan anak, stimulasi pada anak dapat dimulai sejak calon bayi berwujud janin. Hartono Gunardi, mengatakan, sel otak pada bayi dibentuk semenjak 6 bulan masa kehamilan. Karena itu, proses stimulasi sudah bisa dan harus dilakukan semenjak usia janin 23 minggu. Dalam masa kehamilan, proses stimulasi bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti rangsang suara (adanya efek Mozart), gerakan perabaan, bicara, menyanyi, dan bercerita.
5.    Meningkatkan konsumsi DHA-ARA, (Soepardi Soedibyo) mengatakan akan pentingnya zat asam dokosaheksaenoat (DHA) dan asam arakhidonat (ARA) pada bayi. Karena zat DHA-ARA sangat diperlukan dalam proses perkembangan kecerdasan bayi, baik ketika masih didalam kandungan maupun setelah lahir. Kematangan sistem imun pada bayi yang diberikan ASI juga lebih baik daripada formula biasa. Sebab, kandungan DHA-ARA terdapat pada ASI, bukan pada susu sapi.





BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Dari makalah yang telah kami paparkan diatas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
• Kreativitas adalah cirri-ciri khas yang dimiliki oleh individu yang menandai adanya kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang sama sekali baru atau kombinasi dari karya-karya yang telah ada sebelumnya, menjadi sesuatu karya baru yang dilakukan melalui interaksi dengan lingkungannya untuk menghadapi permasalahan, dan mencari alternatif pemecahannya melalui cara-cara berpikir divergen.
• Kognitif merupakan salah satu aspek terpenting dari perkembangan peserta didik yang berkaitan dengan pengetahuan perkembangan kognitif yaitu pengetahuan bagaiman individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya.
• Aspek-aspek yang mempengaruhi kreativitas antara lain: kemampuan berpikir, aspek intuisi dan imajinasi, aspek penginderaan, aspek kecerdasan emosi.
• 3 proses tahapan kreativitas yaitu: tahap persiapan, tahap penyelidikan dan temuan, tahap pelibatan diri terhadap berbagai tantangan secara nyata yang mendorong munculnya kreativitas
• Upaya meningkatkan perkembangan kognitif dan krativitas dengan cara mengantisipasinya sejak sebelum lahir, antara lain yaitu: mendengarkan musik, peningkatan nutrisi waktu hamil, menghindari obat-obatan, memberi stimulasi, meningkatkan konsumsi DHA-ARA
B.    SARAN
Dari kesimpulan diatas maka kami selaku penulis dapat member beberapa saran, yakni:
• Anak usia 0-2 th menghabiskan waktunya lebih banyak dengan orang tua maka yang berperan membimbing dan meningkatkan kecerdasan kognitif dan kreativitasnya, jadi orang tua harus memberikan perhatian dan doronganpenuh kepada anak.
• Orang tua sebaiknya berhati-hati dalam masa kehamilan, sebaiknya banyak mengonsumsi makanan yang mengandung ARA-DHA agar perkembangan kecerdasan anak optimal dan menghindari makanan yang mengandung banyak pengawet dan alcohol agar pertumbuhan janin tidak terganggu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar