Daftar Blog Saya

Senin, 23 Januari 2012

AKHLAK ISLAM

KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan Makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.

Semoga Makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan. Harapan saya semoga Makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi Makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Makalah ini.













Akhlak Islami
TUJUAN
•    Peserta memahami makna akhlak
•    Peserta mengetahui sumber akhlak Islam
•    Peserta mengetahui faktor-faktor pembentuk akhlak
•    Peserta memahami pentingnya akhlak Islami
•    Peserta mengetahui cara membentuk akhlak mulia
   
RINCIAN BAHASAN

Definisi Akhlak
Allah adalah Khalik yang menciptakan segala sesuatu di luar diri-Nya. Sedangkan segala sesuatu yang diciptakan-Nya disebut makhluk. Manusia dan segala sesuatu yang menyertainya adalah juga makhluk. Sekarang akhlak. Apakah akhlak itu? Jawabannya mudah : Akhlak ialah semua tingkah laku dan gerak-gerik makhluk dan yang dimaksud makhluk di sini (telah dipersempit) ialah manusia (hanya menyangkut tingkah laku manusia saja).
Secara sederhana Akhlak Islami dapat di artikan sebagai akhlak yang berdasarkan ajaran islam atau akhlak yang bersifat Islami. kata Islam yang berada di belakang akhlak menepati posisi sifat. Dengan demikian akhlak Islami adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah, disengaja, mendarah daging dan sebenarnya didasarkan pada ajaran Islam.
Dengan kata lain akhlak Islami adalah akhlakyang disamping mengakui adanya nilai-nilai universal sebagai dasar bentuk akhlak, juga mengakui nilai-nilai yang bersifat lokal dan temporal sebagai penjabaran atas nilai-nilai yang universal. Menghormati orang tua dalah akhlak yang bersifat mutlak atau universal. Sedangkan bagaimana caranya dapat dimanifestaskan oleh hasil pemikiran manusia yang dipengaruhi oleh kondisi dan situasi.

Induk Akhlak Islami adalah hal-hal apa saja yang menjelaskan au menjadi faktordari sebuah akhlak Islami itu. Baik dari cara perbuatan manusia, berfikir serta mengendalikan nafsunya.

Dalam pemikiran secara umum Induk Akhlak Islami terdiri dari dua bagian yaitu Akhlak terpuji dan akhlak tercela. Dimana semua itu ditentukan dengan perbuatan manusi bagaimana cara melakukan
Sumber Akhlak Islam
Akhlak yang benar akan terbentuk bila sumbernya benar. Sumber akhlak bagi seorang muslim adalah al-Qur’an dan as-Sunnah. Sehingga ukuran baik atau buruk, patut atau tidak secara utuh diukur dengan al-Qur’an dan as-Sunnah. Sedangkan tradisi merupakan pelengkap selama hal itu tidak bertentangan dengan apa yang telah digariskan oleh Allah dan Rasul-Nya. Menjadikan al-Qur’an dan as-Sunnah sebagai sumber akhlak merupakan suatu kewajaran bahkan keharusan. Sebab keduanya berasal dari Allah dan oleh-Nya manusia diciptakan. Pasti ada kesesuaian antara manusia sebagai makhluk dengan sistem norma yang datang dari Allah SWT.
Faktor-faktor Pembentuk Akhlak
1.    Al-Wiratsiyyah (Genetik)
   
•    Misalnya: seseorang yang berasal dari daerah Sumatera Utara cenderung berbicara “keras”, tetapi hal ini bukan melegitimasi seorang muslim untuk berbicara keras atau kasar karena Islam dapat memperhalus dan memperbaikinya.
   
2.    An-Nafsiyyah (Psikologis)
   
•    Faktor ini berasal dari nilai-nilai yang ditanamkan oleh keluarga (misalnya ibu dan ayah) tempat seseorang tumbuh dan berkembang sejak lahir. Semua anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi (Hadits).
•    Seseorang yang lahir dalam keluarga yang orangtuanya bercerai akan berbeda dengan keluarga yang orangtuanya lengkap.
   
3.    Syari’ah Ijtima’iyyah (Sosial)
   
•    Faktor lingkungan tempat seseorang mengaktualisasikan nilai-nilai yang ada pada dirinya berpengaruh pula dalam pembentukan akhlak seseorang.
   
4.    Al-Qiyam (Nilai Islami)
   
•    Nilai Islami akan membentuk akhlak Islami.Akhlak Islami ialah seperangkat tindakan/gaya hidup yang terpuji yang merupakan refleksi nilai-nilai Islam yang diyakini dengan motivasi semata-mata mencari keridhaan Allah.
   


Pentingnya Akhlak Islami
•    Akhlak ialah salah satu faktor yang menentukan derajat keislaman dan keimanan seseorang. Akhlak yang baik adalah cerminan baiknya aqidah dan syariah yang diyakini seseorang. Buruknya akhlak merupakan indikasi buruknya pemahaman seseorang terhadap aqidah dan syariah. “Paling sempurna orang mukmin imannya adalah yang paling luhur aqidahnya.”(HR.Tirmidi). “Sesungguhnya kekejian dan perbuatan keji itu sedikitpun bukan dari Islam dan sesungguhnya sebaik-baik manusia keislamannya adalah yang paling baik akhlaknya.”(HR.Thabrani, Ahmad dan Abu Ya’la)
•    Akhlak adalah buah ibadah
•    “Sesungguhnya shalat itu mencegah orang melakukan perbuatan keji dan munkar” (QS. 29:45)
•    Keluhuran akhlak merupakan amal terberat hamba di akhirat
•    “Tidak ada yang lebih berat timbangan seorang hamba pada hari kiamat melebihi keluhuran akhlaknya” (HR. Abu Daud dan At-Tirmizi)
•    Akhlak merupakan lambang kualitas seorang manusia, masyarakat, umat karena itulah akhlak pulalah yang menentukan eksistensi seorang muslim sebagai makhluk Allah SWT.
•    “Sesungguhnya termasuk insan pilihan di antara kalian adalah yang terbaik akhlaknya”(Muttafaq ‘alaih).

 Fungsi pendidikan aqidah akhlak diataranya adalah:
1.   Membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT, seperti yang telah ditegaskan oleh Allah bahwa manusia diciptakan di dunia hanyalah untuk menyembah kepada-Nya dan menjalankan peraturan-peraturan-Nya.
2.   Membentuk manusia yang suka tolong menolong
Manusia dalam hidupnya tidak sendirian, akan tetapi hidup bersama-sama (bermasyarakat), dalam kehidupan itu manusia supaya suka tolong menolong kepada sesamanya.
3.   Membentuk manusia yang jujur, adil dan berani
Akhlak Islam menganjurkan kepada setiap manusia yang merasa dirinya Islam untuk berbuat kejujuran dan memiliki keberanian serta melaksanakan keadilan dalam anti di segala bidang. Jadi dalam melaksanakan tiga sikap tersebut, tidak boleh dipandang bulu dengan semboyan berani karena benar.
4.   Membentuk manusia yang saling hormat-menghormati
Akhlak Islam menganjurkan kepada setiap manusia dalam pergaulan sehari-hari saling hormat-menghormati. Sehingga tidak akan terjadi olok-olokan dan mencela antara satu dengan yang lain. Dengan demikian adanya pendidikan aqidah akhlak yang baik akan terbentuklah manusia yang memiliki hormat kepada sesamanya, karena pendidikan aqidah akhlak mendidik dan mengarahkan kepada keabadian dan kebenaran.
 5.   Membentuk manusia yang tabah dan percaya pada diri sendiri
Manusia dalam hidupnya pasti mempunyai tujuan dan cita-cita untuk mencapainya banyak rintangan dan halangan yang menjadi ujian bagi dirinya. Untuk itu akhlak Islam mengajarkan kepada manusia supaya dalam menempuh jalan hidupnya memiliki bekal ketaqwaan, kesabaran dan kepercayaan pada din sendiri dan menjauhkan diri sendiri dan menjauhkan diri pada rasa putus asa.
6.   Membentuk manusia yang sopan santun
Pendidikan Aqidah Akhlak memberikan didikan kepada manusia untuk selalu membiasakan menjalankan perbuatan-perbuatan yang balk, bertingkah laku yang sopan, berkata yang baik, dan lemah lembut terhadap siapa saja, baik dengan seseorang yang lebih kecil ataupun yang lebih besar.

   
Beberapa Akhlak Islam
1.    Berlaku jujur apa adanya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Hendaklah kamu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan dan kebaikan akan membawa seseorang ke surga, dan jika seseorang selalu berlaku jujur serta memilih kejujuran sehingga akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang sangat jujur. ” (HR. Bukhari-Muslim)
2.    Menunaikan amanah
Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya…dst.” (QS. An Nisaa’: 58)
Amanat artinya setiap yang dibebankan kepada manusia dan mereka diperintahkan memenuhinya. Allah Subhaanahu wa Ta’aala memerintahkan hamba-hamba-Nya menunaikan amanat secara sempurna tanpa mengurangi.
Termasuk ke dalam amanat adalah amanat beribadah (seperti shalat, zakat, puasa dsb.), amanat harta, amanat untuk dirahasiakan dsb. Contoh menunaikan amanat dalam hal harta adalah dengan menjaganya dan mengembalikan kepada pemiliknya secara utuh, sedangkan amanat dalam rahasia adalah dengan menyembunyikannya; tidak membukanya.
3.    Menepati janji.
Allah Azza wa Jalla berfirman: “Dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggung jawabannya.” (QS. Al Israa’: 34)
Menyalahi janji adalah salah satu ciri orang munafik. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tanda orang munafik itu tiga; jika berbicara berdusta, jika berjanji menyalahi dan jika dipercaya khianat.” (HR. Bukhari-Muslim, dan dalam riwayat keduanya dari hadits Abdullah bin ‘Amr ada tambahan “Dan jika bertengkar berbuat jahat.”)
4.    Tawadhu’ (berendah diri).
Allah Azza wa Jalla berfirman: “Dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman.” (QS. Al Hijr: 88)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku untuk bertawadhu’, sehingga tidak ada lagi orang yang bersikap sombong dan angkuh terhadap yang lain.” (HR. Muslim)
5.    Berbakti kepada orang tua.
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.—Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik…dst.” (QS. Luqman: 14-15)
6.    Menyambung tali silaturrahim (hubungan kekeluargaan).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa yang ingin dilapangkan rezkinya dan dipanjangkan umurnya, maka sambunglah tali silaturrahim.” (HR. Bukhari)
7.    Berlaku baik kepada tetangga
8.    Memuliakan tamu.
Dalil berbuat baik kepada tetangga dan memuliakan tamu disebutkan dalam hadits berikut: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah berkata yang baik atau diam. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya ia muliakan tetangganya, dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya ia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari-Muslim)
9.    Dermawan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’alah Maha Pemurah, Dia mencintai sifat pemurah (dermawan), Dia mencintai akhlak yang tinggi dan membenci akhlak yang rendah.” (HR. Baihaqi dalam Syu’abul Iman, dan Abu Nu’aim dalam Al Hilyah, Shahihul Jaami’ no. 1744)
10.    Santun dan pemaaf.
Allah Azza wa Jalla berfirman: “Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu?” (QS. An Nuur: 22)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sedekah tidaklah mengurangi harta. Allah tidaklah menambahkan hamba-Nya yang selalu memaafkan kecuali kemuliaan, dan tidaklah seseorang bertawadhu’ karena Allah kecuali Allah akan meninggikannya.” (HR. Muslim)
11.    Mendamaikan manusia.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Maukah kamu aku beritahukan hal yang lebih utama dari derajat puasa, shalat dan sedekah (sunat)? Yaitu mendamaikan orang yang bermusuhan, karena merusak hubungan adalah yang memangkas (agama).” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani no. 2595)
12.    Malu.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Malu termasuk bagian dari iman.” (HR. Bukhari-Muslim)
“Malu tidaklah mendatangkan selain kebaikan.” (HR. Bukhari-Muslim)
13.    Berkasih sayang
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sayangilah makhluk yang ada di bumi, niscaya yang ada di atas langit (Allah) akan menyayangimu.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Hakim, Shahihul Jami’ no. 3522)
14.    Berlaku adil.
Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat ihsan, memberi kepada kaum kerabat, dan melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS. An Nahl: 90)
15.    Menjaga kesucian diri (iffah).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Berjanjilah untukku untuk melakukan enam perkara, niscaya aku akan menjanjikan kamu surga; berkatalah yang benar ketika kamu berbicara, penuhilah janji ketika kamu berjanji, tunaikanlah amanat ketika kamu diamanati, jagalah kehormatanmu, tundukkanlah pandanganmu dan tahanlah tanganmu (dari melakukan yang tidak dibolehkan secara syara’).” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban, Hakim dan Baihaqi dalam Asy Syu’ab, dan dihasankan oleh Al Albani dalam Shahihul Jaami’ no. 1018).

Ruang Lingkup Akhlak
Akhlak pribadi
Yang paling dekat dengan seseorang itu adalah dirinya sendiri, maka hendaknya seseorang itu menginsyafi dan menyadari dirinya sendiri, karena hanya dengan insyaf dan sadar kepada diri sendirilah, pangkal kesempurnaan akhlak yang utama, budi yang tinggi. Manusia terdiri dari jasmani dan rohani, disamping itu manusia telah mempunyai fitrah sendiri, dengan semuanya itu manusia mempunyai kelebihan dan dimanapun saja manusia mempunyai perbuatan.[1]
Akhlak berkeluarga
Akhlak ini meliputi kewajiban orang tua, anak, dan karib kerabat. Kewajiban orang tua terhadap anak, dalam islam mengarahkan para orang tua dan pendidik untuk memperhatikan anak-anak secara sempurna, dengan ajaran –ajaran yang bijak, setiap agama telah memerintahkan kepada setiap oarang yang mempunyai tanggung jawab untuk mengarahkan dan mendidik, terutama bapak-bapak dan ibu-ibu untuk memiliki akhlak yang luhur, sikap lemah lembut dan perlakuan kasih sayang. Sehingga anak akan tumbuh secara sabar, terdidik untuk berani berdiri sendiri, kemudian merasa bahwa mereka mempunyai harga diri, kehormatan dan kemuliaan.
Seorang anak haruslah mencintai kedua orang tuanya karena mereka lebih berhak dari segala manusia lainya untuk engkau cintai, taati dan hormati. Karena keduanya memelihara,mengasuh, dan mendidik, menyekolahkan engkau, mencintai dengan ikhlas agar engkau menjadi seseorang yang baik, berguna dalam masyarakat, berbahagia dunia dan akhirat. Dan coba ketahuilah bahwa saudaramu laki-laki dan permpuan adalah putera ayah dan ibumu yang juga cinta kepada engkau, menolong ayah dan ibumu dalam mendidikmu, mereka gembira bilamana engkau gembira dan membelamu bilamana perlu.  Pamanmu, bibimu dan anak-anaknya mereka sayang kepadamu dan ingin agar engkau selamat dan berbahagia, karena mereka mencintai ayah dan ibumu dan menolong keduanya disetiap keperluan.
Akhlak bermasyarakat
Tetanggamu ikut bersyukur jika orang tuamu bergembira dan ikut susah jika orang tuamu susah, mereka menolong, dan bersam-sama mencari kemanfaatan dan menolak kemudhorotan, orang tuamu cinta dan hormat pada mereka maka wajib atasmu mengikuti ayah dan ibumu, yaitu cinta dan hormat pada tetangga.
Pendidikan kesusilaan/akhlak tidak dapat terlepas dari pendidikan sosial kemasyarakatan, kesusilaan/moral timbul di dalam masyarakat. Kesusilaan/moral selalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemajuan dan perkembangan masyarakat. Sejak dahulu manusia tidak dapat hidup sendiri–sendiri dan terpisah satu sama lain, tetapi berkelompok-kelompok, bantu-membantu, saling membutuhkan dan saling mepengaruhi, ini merupakan apa yang disebut masyarakat. Kehidupan dan perkembangan masyarakat dapat lancar dan tertib jika tiap-tiap individu sebagai anggota masyarakat bertindak menuruti aturan-aturan yang sesuai dengan norma- norma kesusilaan yang berlaku
Akhlak bernegara
Mereka yang sebangsa denganmu adalah warga masyarakat yang berbahasa yang sama denganmu, tidak segan berkorban untuk kemuliaan tanah airmu, engkau hidup bersama mereka dengan nasib dan penanggungan yang sama. Dan ketahuilah bahwa engkau adalah salah seorang dari mereka dan engkau timbul tenggelam bersama mereka.
Akhlak beragama
Akhlak ini merupakan akhlak atau kewajiban manusia terhadap tuhannya, karena itulah ruang lingkup akhlak sangat luas mencakup seluruh aspek kehidupan, baik secara vertikal dengan Tuhan, maupun secara horizontal dengan sesama makhluk Tuhan.


Cara Mencapai Akhlak Mulia
1.    Menjadikan iman sebagai pondasi dan sumber
   
•    Iman artinya percaya yaitu percaya bahwa Allah selalu melihat segala perbuatan manusia. Bila melakukan perbuatan baik, balasannya akan menyenangkan. Bila perbuatan jahat maka balasan pedih siap menanti. Hal ini akan melibatkan iman kepada Hari Akhir. Akhlak yang baik akan dibalas dengan syurga dan kenikmatannya (QS. 55:12-37). Begitu pula dengan akhlak yang buruk akan disiksa di neraka (QS. 22:19-22).
   
2.    Pendekatan secara langsung
   
•    Artinya melaui al-Qur’an.Sebagai seorang muslim harus menerima al-Qur’an secara mutlak dan menyeluruh. Jadi, apapun yang tertera di dalamnya wajib diikuti. Misalnya, al-Qur’an melarang untuk saling berburuk sangka (QS. 49:12), menyuruh memenuhi janji (QS. 23:8), dsb.
   
3.    Pendekatan tidak secara langsung
   
•    Yaitu dengan upaya mempelajari pengalaman masa lalu, yakni agar kejadian-kejadian malapetaka yang telah terjadi tak akan terulangi lagi di masa kini dan yang akan datang.
   
Dari hal di atas, intinya adalah latihan dan kesungguhan. Latihan artinya berusaha mengulang-ulang perbuatan yang akan dijadikan kebiasaan. Kemudian bersungguh-sungguh berkaitan dengan motivasi. Motivasi yang terbaik dan paling potensial adalah karena ingin memenuhi perintah Allah dan takut siksa-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar